2. PELAPISAN SOSIAL
Pelapisan Sosial adalah suatu konsep dalam
sosiologi yang melihat bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan
status yang dimilikinya. Status yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat
ada yang didapat dengan suatu usaha (achievement status) dan ada yang didapat
tanpa suatu usaha (ascribed status). Stratifikasi berasal dari kata stratum
yang berarti strata atau lapisan dalam bentuk jamak.
Terjadinya Pelapisan Sosial:
1.Terjadi dengan sendirinya
2. Terjadi dengan di sengaja
Sistem pelapisan yang di susun dengan sengaja di
tujukan untuk mengejar tujuan bersama.didalam sistem pelapisan ini di tetntukan
secara jelas dan tegas adanya wewenang dan kekuasaan yang di berikan kepada
seseorang.dengan adanya pembagian yang jelas dalam hal wewenang dan kekuasaan
ini maka didalam organisasi itu terdapat keteraturan sehingga jelas bagi setiap
orang di tempat mana letaknya kekuasaan dan wewenang yang di miliki dan dalam
suatu organisasi baik secara vertikal maupun secara horizontal
Perbedaan sistem pelapisan menurut sifatnya :
- Sistem Pelapisan masyarakat tertutup
-Sistem Pelapisan masyarakat terbuka
KESAMAAN DERAJAT
Adanya kekuasaan negara seolah-olah hak individu
lambat laun di rasakan sebagai sesuatu yang mengganggu ,karena di mana
kekuasaan negara tersebut berkembang,maka terpaksalah ia memasuki lingkungan
hak manusia pribadi dan berkurang pula luas batas hak-hak yang di miliki
individu itu..Dan di sinilah timbul persengketaan pokok dua kekuasaan itu
secara prinsip.yaitu kekuasaan manusia yang berwujud dalam hak dasar beserta
kebebasan asasi yang selama itu di milikinya dengan leluasa,dan kekuasaan yang
melekat pada organisasi baru dalam bentuk masyarakat yang merupakan negara tadi.
Sumber : buku MKDU Ilmu Sosial Dasar , Penerbit
Gunadarma
Tujuan Instruksional Umum :
mahasiswa dapat memahami dan menghayati
kenyataa.-kenyataan yang diwujudkan oleh adanya pelapisan sosial, kesamaan
derajat sebagai suatu cita-cita, mengkaji peranan kaum elite terhadap masa,
memahami pembagian pendapatan sebagai suatu usaha untuk mendekatkan kenyataan
dengan cita-cita.
Tujuan Instruksional Khusus :
- jelaskan pengertian pelapisan sosial
- jelaskan terjadinya pelapisan sosial
- sebutka perbedaan sistem pelapisan dalam
masyarakat
- jelaskan beberapa teori tentang pelapisan sosial
- jelaskan tentang persamaan derajat
- tuliskan pasal-pasal UUD’45 tentang persamaan hak
- sebutkan 4 pokok hak asasi dalam 4 pasal yang
tercantum pada UUD’45
- jelaskan pengertian Elite
- sebutkan fungsi elite dalam memegang strategi
- jelaskan pengertian Massa
- sebutkan cirri-ciri Massa
Pengertian Pelapisan Sosial
Kata stratification berasal dari kata stratum,
jamaknya strata yang berarti lapisan. Menurut Pitirim A. Sorokin, pelapisan
sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara
bertingkat atau hierarkis. Hal tersebut dapat kita ketahui adanya kelas-kelas tinggi
dan kelas-kelasyang lebih rendah dalam masyarakat.
Menurut P.J. Bouman, pelapisan sosial adalah
golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan
beberapa hak istimewa tertentu.Oleh karena itu, mereka menuntut gengsi
kemasyarakatan. Hal tersebut dapat dilihat dalam kehidupan anggota
masyarakatyang berada di kelas tinggi. Seseorang yang berada di kelas tinggi
mempunyai hak-hak istimewa dibanding yang berada di kelas rendah.
Pelapisan sosial merupakan gejala yang bersifat
universal. Kapan pun dan di dalam masyarakat mana pun, pelapisan sosial selalu
ada. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyebut bahwa selama dalam
masyarakat ada sesuatuyang dihargai, maka dengan sendirinya pelapisan sosial
terjadi. Sesuatu yang dihargai dalam masyarakat bisa berupa harta kekayaan,
ilmu pengetahuan, atau kekuasaan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelapisan
sosial adalah pembedaan antar warga dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas
sosial secara bertingkat. Wujudnya adalah terdapat lapisan-lapisan di dalam
masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang dan rendah.
Pelapisan sosial merupakan perbedaan tinggi dan
rendahnya kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompoknya, bila dibandingkan
dengan posisi seseorang maupun kelompok lainnya. Dasar tinggi dan rendahnya
lapisan sosial seseorang itu disebabkan oleh bermacam-macam perbedaan, seperti
kekayaan di bidang ekonomi, nilai-nilai sosial, serta kekuasaan dan wewenang
masyarakat terbentuk dari individu-individu. Individu-individu yang terdiri
dari berbagai latar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen
yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial. Dengan terjadinya kelompok sosial
itu maka terbentuklah suatu pelapisan masyarakat atau masyarakat yang berstrata.
Jika dilihat dari kenyataan, maka Individu dan
Masyarakat adalah Komplementer. dibuktikan bahwa:
a) Manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi
pembentukan pribadinya;
b) Individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan
bisa menyebabkan perubahan besar masyarakatnya.
Menurut Pitirim A.Sorokin, Bahwa “Pelapisan
Masyarakat adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang
tersusun secara bertingkat (hierarchis)”.
Sedangkan menurut Theodorson dkk, didalam
Dictionary of Sociology, bahwa “Pelapisan Masyarakat berarti jenjang status dan
peranan yang relatif permanent yang terdapat didalam sistem sosial (dari
kelompok kecil sampai ke masyarakat) di dalam pembedaan hak, pengaruh, dan
kekuasaan. Masyarakat yang berstratifikasi sering dilukiskan sebagai suatu kerucut
atau piramida, dimana lapisan bawah adalah paling lebar dan lapisan ini
menyempit ke atas.
Terjadinya Pelapisan Sosial
Terjadinya Pelapisan Sosial terbagi menjadi 2,
yaitu:
– Terjadi dengan Sendirinya
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan
masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu
dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh
masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Oleh karena
itu sifat yang tanpa disengaja inilah yang membentuk lapisan dan dasar dari
pada pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu, dan kebudayaan masyarakat
dimana sistem itu berlaku.
- Terjadi dengan Sengaja
Sistem pelapisan ini dengan sengaja ditujukan
untuk mengejar tujuan bersama. Dalam sistem ini ditentukan secara jelas dan
tegas adanya kewenangan dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang.
Didalam sistem organisasi yang disusun dengan cara
sengaja, mengandung 2 sistem, yaitu:
1) Sistem Fungsional, merupakan pembagian kerja
kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam
kedudukan yang sederajat.
2) Sistem Skalar, merupakan pembagian kekuasaan
menurut tangga atau jenjang dari bawah ke atas ( Vertikal ).
sumber :
http://keyrenz.wordpress.com/2009/11/22/pelapisan-sosial-masyarakat/
Perbedaan Sistem Pelapisan Menurut Sifatnya
Dapat dibedakan menjadi :
1) Sistem pelapisan masyarakat yang tertutup
Pelapisan tertutup misalnya :
▪ Kasta Brahmana : merupakan kastanya
golongan-golongan pendeta dan merupakan kasta tertinggi.
▪ Kasta Ksatria :merupakan kasta dari golongan
bangsawan dan tentara yang dipandang sebagai lapisan kedua.
▪ Kasta Waisya : merupakan kasta dari golongan
pedagang yang dipandang sebagai lapisan menengah ketiga.
▪ Kasta Sudra : merupakan kasta dari golongan
rakyat jelata.
▪ Paria : golongan dari mereka yang tidak
mempunyai kasta. Misalnya kaum gelandangan, peminta dan sebagainya.
2) Sistem pelapisan masyarakat terbuka
Sistem yang demikian dapat kita temui didalam
masyarakat Indonesia. Setiap orang diberi kesempatan untuk menduduki segala
jabatan bila ada kesempatan dan kemampuan utnuk itu. Tetapi disamping itu,
orang juga dapat turun dari jabatannya bila dia tidak mampu mempertahankannya.
Status (kedudukan)yang diperoleh berdasarkan atas
usaha sendiri disebut “Archieve status”.
Beberapa Teori Tentang Pelapisan Masyarakat
Ada yang membag pelapisan masyarakat seperti
berikut :
Masyarakat terdiri dari kelas atas (upper class),
kelas menengah (middle class) dan kelas bawah (lower class). Semakin tinggi
golongannya semakin sedikit orangnya.
Beberapa dicantumkan teori-teori tentang pelapisan
masyarakat:
1) Aristoteles mengatakan bahwa didalam tiap-tiap
Negara teradapat 3 unsur yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat
sekali dan mereka yang berada ditengah-tengahnya.
2) Prof. Dr. Selo Sumardjan Soemardi SH. MA.
menyatakan: selama didalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai olehnya dan
setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargainya maka barang itu akan
menjadi bibit yang dapat menumbuhkan sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.
3) Vilfredo Pareto, sarjana Italia menyatakan
bahwa ada dua kelas yang senanatiasa berbeda setiap waktu yaitu gol.Elite dan
gol.Non Elite. Perbedaan watak, keahlian dan kapasitas.
4) Gaotano Mosoa, sarjana Italia, didalam “The
Rulling class” menyatakan sebagai berikut :
Didalam seluruh masyarakat dari masyarakat yang
sangat kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh
kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas yang pemerintah dan kelas yang
diperintah. Kelas pertama (pemerintah) lebih sedikit. Kelas kedua (diperintah)
lebih banyak.
5) Karl Marx : Pada pokoknya ada dua macam didalam
setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksi
lainnya dan kelas yang tidak mempunyainya dan hanya memiliki tenaga untuk
disumbangkan dalam proses produksi.
Kriteria yang biasa dipakai untuk menggolongkan
anggota-anggota masyarakat kedalam lapisan social sebagai berikut :
1) Ukuran kekayaan : barang siapa yang mempunyai
kekayaan paling banyak, termasuk kedalam lapisan sosial teratas. Seperti bentuk
rumah, mobil pribadi dsb.
2) Ukuran kekuasaan : barang siapa yang mempunyai
wewenang terbesar, menempati lapisan sosial teratas.
3) Ukuran kehormatan : orang yang paling disegani
dan dihormati menduduki lapisan sosial teratas. Misalnya golongan tua atau
orang yang berjasa kepada masyarakat.
4) Ukuran ilmu pengetahuan : seperti gelar
kesarjanaan.
Ukuran-ukuran diatas yang menonjol sebagai dasar
timbulnya pelapisan sosial dalam masyarakat. Jadi kriteria pelapisan sosial
pada hakikatnya tergantung pada sistem nilai yang dianut oleh anggota-anggota
masyarakat yang bersangkutan.
Sumber :
http://febriantiidewii.blogspot.com/2010/11/pelapisan-sosial-dan-persamaan-derajat.html
Kesamaan Derajat
Cita-cita kesamaan derajat sejak dulu telah
diidam-idamkan oleh manusia. Agama mengajarkan bahwa setiap manusia adalah
sama. PBB juga mencita-citakan adanya kesamaan derajat. Terbukti dengan adanya
universal Declaration of Human Right, yang lahir tahun 1948 menganggap bahwa
manusia mempunyai hak yang dibawanya sejak lahir yang melekat pada dirinya.
Beberapa hak itu dimiliki tanpa perbedaan atas dasar bangsa, ras, agama atau
kelamin, karena itu bersifat asasi serta universal.
Indonesia, sebagai Negara yang lahir sebelum
declaration of human right juga telah mencantumkan dalam paal-pasal UUD 1945
hak-hak azasi manusia. Pasal 2792) UUD 1945 menyatakan bahwa, tiap-tiap
warganegara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Pasal 29(2) menyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan
kepercayaannya itu.
Elite dan Massa
Dalam masyarakat tertentu ada sebagian penduduk
ikut terlibat dalam kepemimpinan, sebaliknya dalam masyarakat tertentu penduduk
tidak diikut sertakan. Dalam pengertian umum elite menunjukkan sekelompok orang
yang dalam masyarakat menempati kedudukan tinggi. Dalam arti lebih khusus lagi
elite adalah sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya
golongan kecil yang memegang kekuasaan.
Dalam cara pemakaiannya yang lebih umum elite
dimaksudkan : “ posisi di dalam masyarakat di puncak struktur struktur sosial
yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan, aparat
kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas.” Tipe
masyarakat dan sifat kebudayaan sangat menentukan watak elite. Dalam masyarakat
industri watak elitnya berbeda sama sekali dengan elite di dalam masyarakat
primitive.
Di dalam suatu pelapisan masyarakat tentu ada
sekelompok kecil yang mempunyai posisi kunci atau mereka yang memiliki pengaruh
yang besar dalam mengambil berbagai kehijaksanaan. Mereka itu mungkin para
pejabat tugas, ulama, guru, petani kaya, pedagang kaya, pensiunan an lainnya
lagi. Para pemuka pendapat (opinion leader) inilah pada umumnya memegang
strategi kunci dan memiliki status tersendiri yang akhirnya merupakan elite
masyarakatnya.
Ada dua kecenderungan untuk menetukan elite
didalam masyarakat yaitu : perama menitik beratakan pada fungsi sosial dan yang
kedua, pertimbangan-pertimbangan yang bersifat mral. Kedua kecenderungan ini
melahirkan dua macam elite yaitu elite internal dan elite eksternal, elite
internal menyangkut integrasi moral serta solidaritas sosial yang berhubungan
dengan perasaan tertentu pada saat tertentu, sopan santun dan keadaan jiwa.
Sedangkan elite eksternal adalah meliputi pencapaian tujuan dan adaptasi
berhubungan dengan problem-problema yang memperlihatkan sifat yang keras
masyarakat lain atau mas depan yang tak tentu.
Isilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu
pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spotnan, yang dalam beberapa
hal menyerupai crowd,t etapi yang secara fundamental berbeda dengannyadalam
hal-hal yang lain. Massa diwakili oleh orang-orang yang berperanserta dalam perilaku
missal seperti mereka yang terbangkitkan minatnya oeleh beberap peristiwa
nasional, mereka yang menyebar di berbagai tempat, mereka yang tertarik pada
suatu peristiwa pembunuhan sebgai dibertakan dalam pers atau mereka yang
berperanserta dalam suatu migrasi dalam arti luas. Ciri-ciri massa adalah :
1. Keanggotaannya berasal dari semua lapisan
masyarakat atau strata sosial, meliputi orang-orang dari berbagai posisi kelas
yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tignkat kemakmuran atau kebudayaan yang berbeda-beda.
Orang bisa mengenali mereka sebagai masa misalnya orang-orang yang sedang
mengikuti peradilan tentang pembunuhan misalnya malalui pers
2. Massa merupakan kelompok yagn anonym, atau
lebih tepat, tersusun dari individu-individu yang anonym
3. Sedikit interaksi atau bertukar pengalaman
antar anggota-anggotanya.
Sumber :
http://luthfiafriza.blogspot.com/2010/11/tugas-pelapisan-sosial-dan-kesamaan.html
Studi Kasus :
Kesamaan derajat di mata Tuhan semua manusia
derajatnya sama, tidak ada yang bisa membedakan dia dari kalangan ini atau
kalangan itu. Dan kita sebagai manusia yang diciptakan oleh Tuhan harus saling
menghargai dan menghormati satu sama lain dan tidak menganggap dirinya paling
benar, berkuasa karena memiliki segalanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar